Spesifikasi Geotextile Non Woven – Geotextile non woven adalah salah satu jenis geotextile yang berbentuk seperti karpet kain, lembaran dan tak beranyam (non woven). Pada umumnya terbuat dari bahan polimer polyesther (PET) atau Polypropylene. pembuatan geotextile non woven dilakukan dengan teknologi canggih, dimana serat polimer didesak keluar dan dipuntir secara menerus, ditiup atau ditempatkan pada suatu sabuk berjalan.
Kemudian massa polimer tersebut disatukan dengan proses mekanis dengan tusukan jarum-jarum kecil atau disatukan dengan panas dimana serat tersebut βdilasβ oleh panas dan/atau tekanan pada titik kontak serat dengan massa tekstil tak teranyam. Karakteristik geotextile non woven ini mempunyai ketahanan terhadap kerusakan saat konstruksi, permeabilitas tinggi dan ketahanan terhadap UV. Adapun beberapa fungsi geotextile non woven adalah sebagai berikut :
Fungsi Utama Geotextile Non Woven
- Sebagai separator, karena memiliki kekuatan jebol (puncture resistance) yang tinggi untuk menjamin material tidak rusak pada saat pelaksanaan. Geotextile non woven dapat menjadi media pemisah antara dua lapisan material yang berbeda propertiesnya sehingga material yang propertiesnya jauh lebih baik tetap terjaga selama masa pelayanan.
- Sebagai filter dan drainasi, karena memiliki bukaan pori yang relative kecil namun memiliki permeabilitas yang tinggi. Geotextile non woven berfungsi sebagai penahan butiran tanah yang baik, namun tetap memungkinkan aliran air tidak terganggu.
- Sebagai perkuatan, karena geotextile non woven memiliki kuat tarik yang cukup memadai.
Beberapa contoh aplikasi geotextile non woven dapat digunakan untuk :

- Konstruksi jalan
- Stabilitasi tanah lunak
- Konstruksi jalan rel
- Filtrasi
- Sistem drainase
- Proteksi geomembran
Geotextile non woven dibuat dalam beberapa tipe, yang pada umumnya dapat dibedakan dari beberapa sifat teknisnya. Penentuan/pemilihan tipe geotextile non woven ini biasanya tergantung dari keadaan tanah dasar, fungsi serta beban yang telah direncanakan oleh konsultan perencana.
Pada proyek Peningkatan Jalan Anjir Pasar-Marabahan ini menggunakan geotextile non woven merk Bontec dengan tipe NW26 dari Geoforce Indonesia. Beberapa data teknis dari Geotextile NonWoven NW26 adalah sebagai berikut :
10319 | |||
Elongation at break MD | % | EN ISO 10319 | 75 |
Elongation at break CD | % | EN ISO 10319 | 55 |
CBR PunctureResistance | N | EN ISO12236 | 4350 |
Permeability | m/s | EN ISO 11058 | 50×10-3 |
Characteristicopening size | ππ | EN ISO12956 | 70 |
Thickness under2KPa | mm | EN ISO 9863 | 2,1 |
Weight | g/m2 | EN 9864 | 325 |
Roll width | m | 5,25 | |
Roll lenght | m | 100 |
Proses Penyambungan Geotextile Non Woven
Penyambungan geoxtile diperlukan untuk suatu aplikasi perkuatan yang memerlukan perkuatan menerus tanpa terputus. Teknik penyambungan yang paling banyak digunakan dan efisien untuk geotextile adalah teknik tumpang tindih dan penjahitan.
Teknik tumpang tindih
Menurut Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan perkuatan tanah dengan geosintetik No. 003/BM/2009 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, lebar tumpang tindih minimum direkomendasikan sebesar 0,3 m, walaupun syarat tersebut dapat lebih besar untuk lokasi-lokasi khusus dan persyaratan konstruksi yang berbeda.
Sedangkan berdasarkan Spesifikasi Umum 2010 (Revisi 3) dari Direktur Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum, ketentuan tumpang tindih untuk geotextile dilaksanakan berdasarkan nilai CBR tanah dasarnya.
Nilai CBR Tanah | Tumpang Tindih Minimum |
>3 | 300 β 450 mm |
1 β 3 | 0,6 β 1,0 m |
0,5 β 1 | 1 m atau dijahit |
Kurang dari 0,5 | Dijahit |
Semua ujung gulungan | 1 m atau dijahit |
Teknik Penjahitan untuk Geotextile
Berdasarkan Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan perkuatan tanah dengan geosintetik No. 003/BM/2009 yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan Umum,
hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan penjahitan geotextile ini adalah :
- Jenis benang
Bahan dasar benang berdasarkan urutan kekuatan dan harga tertinggi adalah polietilena, polyester, atau polipropilena. Durabilitas benang hatus sesuai dengan persyaratan proyek. Pada aplikasi di lapangan, benang sebaiknya ditegangkan dengan cukup kencang tetapi tidak sampai merobek geotextile.
- Kerapihan jahitan

Biasanyan digunakan 200 jahitan sampai dengan 400 jahitan per meter untuk jenis geotextile ringan, dan hanya 150 jahitan sampai dengan Agregat Kls. B, 20cm Bahu Jalan Agregat Kls. S, 15c Timbunan Pilihan Geotekstile Non Woven 200 jahitan yang diperbolehkan untuk geotextile yang lebih berat
- Jenis jahitan
Tipe 101, dengan rantai jahitan tali tunggal dan Tipe 401, dengan rantai jahitan tali rangkap atau terkunci, untuk menghindari lepasnya jahitan.
- Jumlah baris
Dua baris atau lebih dan sejajar untuk meningkatkan keamanan
- Jenis penyambungan
Sambungan datar tipe SSa-2, bentuk J tipe SSn- 2, dan bentuk kupu-kupu tipe SSd
Berdasarkan penggunaan Geotextile Non Woven pada proyek Peningkatan Jalan Anjir Pasar-Marabahan, dapat disimpulkan bahwa :
- Penggunaan geotextile non woven pada tanah lunak berfungsi sebagai separator antara tanah dasar yang lunak dengan material tanah yang propertiesnya lebih baik, sehingga integritas dan tebal rencana struktur jalan dapat dipertahankan.
- Dalam pelaksanaan geotextile non woven, hal yang perlu diperhatikan adalah teknik penyambungan geotextile tersebut. Teknik penjahitan merupakan teknik penyambungan yang paling praktis dan ekonomis untuk diterapkan pada proyek ini.
Sekian informasi mengenai spesifikasi lengkap dan prose penyambungan pada Geotextile non woven yang perlu anda ketahui secara lengkap. Semoga informasi ini cukup membantu anda dalam memahami tentang Geoxtextile non woven yang dipakai dalam proyek kontraktor. Terimakasih.